TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Sisi Terang yang Terungkap {5}



Sisi Terang yang Terungkap {5}

0Pagi ini, Liu Angier tengah bersiap, dia benar-benar sudah lebih dari siap untuk melakukan perjalanannya kembali ke alam iblis. Dia bahkan sudah membawa beberapa bekal, beberapa potong pakaian ganti, dan beberapa makanan kering yang sengaja ibunya siapkan untuknya. Untuk kemudian, Liu Angier duduk manis, melihat pedangnya juga belati yang selama ini dia bawa. Dia kembali tersenyum getir, entah mengapa mulai dari saat ini dia adalah orang yang mungkin akan menghilang untuk selamanya. Mungkin saja ini adalah pertemuan terakhirnya dengan ibunya, dengan sahabatnya, dan dengan alam manusia yang begitu indah ini. Lagi, Liu Anqier tersenyum getir, dadanya terasa sesak dan sakit setiap kali mengingat hal itu. dia kemudian melihat ibunya, yang membawa beberapa bungkus bekal lagi, ya, Liu Anqier tahu, bahkan sampai detik ini ibunya sebenarnya enggan melepaskannya, rasa tegarnya, senyumnya, dan juga semua hal yang dia siapkan bahkan sampai semalaman tidak tidur hanyalah sebuah pelampiasan agar Liu Angier tidak tahu kalau ibunya sedang bersedih atau malah enggan dia tinggalkan kembali ke alam iblis.     
0

"Anqier, Ibu telah menyiapkan semua bekalmu di sini dan di sini. Ada banyak sekali ramuan obat dan juga beberapa tanaman obat yang bisa kamu gunakan jika nanti kamu terluka. Luka pedang, luka tenaga dalam, racun, dan semuanya. Semua ramuan ada di sini dan sudah Ibu tumbuk menjadi bagian-bagian kecil di dalam botol, dan telah menamainya dengan sempurna, jika kau butuh, kau tinggal pergunakan mereka dengan baik. Dan juga Ibu telah membawakanmu beberapa asinan buah-buahan, di mana kamu bisa memakannya ketika kamu berada di tempat yang tidak ada makanan. Asinan yang Ibu buat ini sangat bagus sekali untuk mengenyangkan terlebih untuk mengembalikan tenagamu yang mungkin terkuras karena banyak hal. Kamu mengerti bukan? Kau bisa mengingatnya dengan sangat baik?" kata Liu Ding Han.     

Liu Anqier tampak mengangguk dengan senyumannya, kemudian dia menarik tangan ibunya dan memeluk ibunya dengan sangat erat. Lagi, Liu Anqier kembali menghela napas panjang, entah kenapa hatinya bisa sehancur ini sekarang, dia merasa jika ini adalah kali terakhir dia bertemu dengan ibunya.     

"Bu, aku pasti akan merindukanmu. Aku pasti akan rindu dekapan Ibu ketika aku tidur, aku pasti akan rindu saat Ibu menyisir rambutku, rindu masakan Ibu, rindu pelukan Ibu seperti ini, rindu dibaweli Ibu, dan rindu wajah Ibu. Aku pasti akan rindu tentang semuanya tentang Ibu, dan aku tidak tahu harus berbuat apa untuk menahan rinduku ini. Katakanlah kepadaku, Bu, jika Ibu akan selalu menyayangiku di mana pun aku berada, dan jangan terlalu merindukanku. Sebab aku takut, ketika Ibu merindukanku, ketika Ibu mencemaskanku, Ibu akan menjadi enggan makan, Ibu akan menjadi sering melamun sehingga tubuh Ibu menjadi kurus dan Ibu menjadi sakit-sakitan. Aku tidak mau kalau sampai itu terjadi, Ibu. Aku maunya Ibu bisa meneruskan hidup Ibu dengan sangat bahagia bersama dengan Si Qi. Apakah Ibu bisa melakukannya?"     

Mendengar hal itu, hati Liu Ding Han semakin terasa tercabik. Dia langsung menangkap wajah putrinya dengan kedua tangannya dengan begitu lembut. Matanya tampak nanar, dia tidak tahu entah kenapa putrinya seolah mengatakan isyarat yang berbeda. Ini bukan sebuah pamitan yang singkat, ini bukanlah salam perpisahan yang ingin kembali. Melainkan seolah perpisahan yang ingin pergi untuk selama-lamanya.     

"Putriku… putri kecilku, apa kau tahu jika sampai kapan pun di mataku kau akan tetap menjadi putri kecilku? Tidak aka nada yang bisa menggantikan dan tergantikan oleh siapa pun itu, seberapa besar kamu kau tetap akan menjadi putri kecilku yang cantik dan manja. Putri kecilku yang rapuh dan lemah. Jadi, bagaimana mungkin Ibu bisa melepaskanmu dengan ikhlas dan rela? Kau adalah putri satu-satunya yang Ibu punya, kau adalah harta Ibu yang paling berharga, kau adalah nyawa dan jiwa Ibu. Melihatmu akan pergi ke alam iblis dan di sana adalah tempat yang paling mengerikan yang pernah ada, jadi mana mungkin Ibu bisa baik-baik saja? Tidak, Sayang… Ibu tidak akan pernah bisa baik-baik saja. Bahkan seluruh napas dan jiwa Ibu rasanya tergantung di atas awan hanya untukmu. Kembalimu adalah harapan terbesar bagi Ibu,"     

Liu Anqier menundukkan wajahnya, air matanya menetes begitu saja di pipi. Jujur dia tidak sanggup untuk mengalami ini semua, dia juga hancur atas ini semua. Bagaimana bisa? Tentu, dia tidak akan pernah bisa untuk menerima kenyataan jika hal ini akan terjadi. dan langit telah kejam memilihnya tanpa aba-aba.     

"Kau akan pulang kan? kau pasti pulang kan?" kata Liu Ding Han seolah dia meminta sebuah kejelasan dan kepastian. Liu Anqier tersentak, dia hanya terdiam sampai tangan ibunya menggoyangkan bahunya. "Kau akan pulang kan?" tanyanya kembali. Lalu, dengan ragu Liu Anqier pun menganggukkan kepalanya, senyuman samar tercetak di balik tangisnya yang terpecah itu.     

"Aku akan pulang, Ibu. Aku akan pulang untuk Ibu," kata Liu Anqier pada akhirnya.     

Tak lama setelah adegan melankolis mereka, dari dalam Yang Si Qi sudah menangis sesugukan, dia langsung memeluk Liu Anqier dari belakang dan tangisannya pun kini terpecah.     

"Bagaimana kau bisa sendirian di alam yang mengerikan itu, Anqier? yang bahkan tidak ada satu makhluk pun di sana yang bisa bersikap baik. mereka ada iblis yang tak memiliki hati, jadi bagaimana bisa aku tega untuk melepaskanmu sendirian di sana? Tentu aku tidak akan pernah merasa tega untuk itu, percayalah," lirih Yang Si Qi. Pelukannya masih sangat erat, dia masih merengkuh tubuh Liu Anqier seolah dia enggan melepaskan Liu Anqier untuk pergi ke mana pun itu.     

"Si Qi, percayalah aku akan baik-baik saja. Ada Dayang Lee, ada Panglima Perang, ada Prajurit Jiang, semuanya adalah sosok-sosok yang baik. aku yakin mereka bisa membantuku dalam keadaan apa pun itu aku."     

"Tapi, kau sedang tidak ada di istana, Anqier. kau ada di luar istana yang mana kehidupan di luar istana akan ribuan kali lebih bahaya. Ingat apa yang kau lalui di dalam istana itu, dan sekarang kau akan memutuskan untuk keluar dari istana? Itu adalah keputusan gila."     

"Asal kau tahu, Si Qi…," kata Liu Anqier yang kini sudah memandang sahabatnya itu dengan tatapan dalamnya. "Di istana itu justru lebih mengerikan dari pada dunia luar. Semua musuh terhebat dan sosok iblis tertinggi yang tak terkalahkan ada di sana semua. Bukan berarti ada Emo Shao Ye di sana lantas aku akan aman. Tidak sama sekali, sebab istana memiliki aturannya sendiri untuk setiap tingkatan rakyatnya, baik Dayang, juga Raja."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.